SINDIKAT CUCIOTAK : LOCAL MOVEMENT OF PEKANBARU


Pekanbaru adalah kota yang berbudaya, dengan budaya melayu sebagai fundamennya. Arsitektur bangunan-bangunan megah dikota ini selalu dihiasi nuansa melayu. Bahasa, pakaian dan ragam bahasa melayu juga sudah menjadi template bagi kehidupan semua orang dikota ini.
Termasuk dalam bidang musik dan gaya hidup. Pekanbaru punya banyak musisi lokal yang beragam. Tapi yang seragam juga tak kalah jumlahnya. Mari berbicara soal scene lokal, Pada dekade 90an banyak musisi lokal yang bermain pop progresif. Tapi jangan remehkan scene underground karna pada saat itu metal dan punk juga sedang gencar melakukan pergerakan.
Memasuki tahun 2000an,musik di dunia ini sudah banyak berkembang. Makin kontemporer, makin eksperimental dan makin fleksibel. Hey, tapi apa yang terjadi dengan pekanbaru ?? panggung-panggung pertunjukan hanya diisi oleh band-band all around yang mengcover lagu lagu populer.dan ironisnya lagu yang dicover adalah lagu yang sama sekali tak punya energi dan hanya berbagi kesedihan. Hampir disemua acara seperti festival musik, parade band, launching produk, atau pentas musik apapun di pekanbaru hanya lagu lagu seperti itu yang kita dengar.
Memang, tidak semuanya begitu tapi kenyataan ini cukup pahit. Pekanbaru ini sudah almost metropolitan. Distro sudah menjamur dan televisi lokal sudah ada. Dua media ini adalah kunci dari pemasaran para musisi alternatif. tapi kenapa selera musik penduduknya malah stagnan ??
Apakah ada yang salah dengan otak mereka ??
Tapi tak ada yang tak bisa dirubah, anggapan bahwa scene musik lokal dipekanbaru itu sangat monoton sebenarnya bisa ditepis. Jika kita lebih memperhatikan lagi pergerakan komunitas yang berjuang untuk perbaikan selera musik orang banyak. Dalam rangka agar wawasan dan pola pikir mereka bisa lebih terbuka.
SINDIKAT CUCIOTAK adalah sebuah komunitas yang concern terhadap musik dan kebudayaan urban. Sindikat cuciotak bukan komunitas band indie. Karena indie sendiri sekarang sudah mengalami perluasan makna menjadi sistem penjualan dalam manajemen (direct selling). Anggap saja komunitas ini adalah kumpulan pemusik pemusik bergenre alternatif yang berjuang untuk kebebasan bermusik. Popularitas bukan tujuan, tapi jika didapatkan itu hanya dianggap bonus.
Sadar bahwa event event yang ada terkadang terlalu mengekang, sindikat cuciotak mencoba melawan arus dengan membuat gigs-gigs sendiri. Tapi meski ini acara komunitas, gigs dibuka untuk siapa saja serta digarap secara profesional. Banyak musisi dari berbagai genre tergabung dalam komunitas ini. Antara lain :
1. Air hostess for vacation (art punk)
2. Goddam  (crustcore)
3. Morning bell (post modern rock)
4. Old story of  promnite (melodic punk)
5. Hellodigital goodbyesaturday (8bit chiptune)
6. Spot djantoeng (folk rock) .
7. Summer73 (melodic punk)
Serta masih banyak band lain yang tergabung, semuanya adalah bagian dalam menemukan kebebasan bermusik dan meningkatkan kadar serotonin masyarakat yang boleh jadi berkurang banyak karena peliknya masalah kehidupan dan juga mendengar lagu lagu yang tak bernyawa.

Januari 24, 2010 oleh pelancongnada

0 comments:

Post a Comment